Rupiah Menguat Terhadap Dolar, Biaya Haji Turun

Written by | Nasional

Turunnya BPIH tahun ini karena penguatan nilai rupiah terhadap dolar AS sebagai patokan komponen biaya ibadah haji. Biaya ibadah haji tahun 2010 lalu sebesar Rp 31.080.000.

Sementara, indirect cost penyelenggaraan ibadah haji tahun 2011, pemerintah mengusulkan sebesar Rp 1, 4 triliun lebih yang akan dibahas pemerintah dan Komisi VIII dalam persidangan berikutnya.

Pada 2010 lalu, pemerintah menetapkan BPIH sebesar Rp. 31.080.000, ada penurunan sekitar Rp 308 ribu dibandingkan BPIH tahun ini. Namun sebenarnya BPIH tahun ini lebih mahal bila dihitung dengan dolar AS. 

Beberapa komponen yang menyebabkan BPIH tahun ini lebih besar dari tahun lalu adalah biaya penerbangan sebesar 2010 dolar AS, biaya pemondokan di Makkah dan Madinah sebesar 3700 real karena target 95 persen pemondokan sekitar radius 2500 meter dari Masjidil Haram. Demikian pula pemondokan di Madinah yang dikonsentrasikan sekuruhnya di wilayah Markaziah. Biaya living allowance dan biaya pelayanan umum kerajaan Arab Saudi relatif tetap masing-masing sebesar 277 dolar AS dan 1500 real. 

Beberapa komponen biaya ibadah haji tahun 2011 ini akan disubsidi dari dana optimalisasi atau bunga dari setoran awal BPIH sehingga tidak semua biaya ditanggung sepenuhnya oleh jemaah haji. Dana optimalisasi setoran awal adalah dana yang tersimpan dari para calon jemaah haji yang telah menyetorkan uangnya minimal Rp 25 juta. Dana ini digunakan untuk membiayai bebeapa selisih biaya seperti pemondokan, biaya pelayanan umum kerajaan Arab Saudi, serta airport tax. 

Sampai saat ini jumlah jamaah haji asal Indonesia sebesar 211 ribu jamaah, 194 ribu untuk haji reguler dan 17 ribu untuk haji plus. Sampai saat ini pemerintah masih meminta tambahan kuota sebesar 26. 600 jamaah haji namun belum ada kepastian apakah pada musim haji tahun 2011 ini dapat terealisasi.

Melemahnya nilai tukar dolar terhadap rupiah merupakan konsekuensi logis dari krisis ekonomi yang tengah melanda Amerika Serikat (AS). Beberapa waktu lalu, Pemerintah Amerika Serikat mencapai kesepakatan dengan para kreditornya yaitu Rusia, Jepang, dan China, terkait utang sebesar US$ 14.3 trilyun yang sebagian diantaranya jatuh tempo pada 2 Agustus 2011. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, AS tidak membayar utang yang jatuh tempo tersebut menggunakan uang tunai, melainkan menggunakan utang lagi, yaitu sebesar US$ 2.1 trilyun.

Utang baru sebesar US$ 2.1 trilyun tersebut akan jatuh dalam 10 tahun ke depan, dan akan dibayar menggunakan uang sebesar US$ 2.4 trilyun yang diperoleh dari penghematan anggaran belanja negara. Dengan asumsi bahwa AS mampu menghemat pengeluaran, maka utang tersebut akan lunas sepuluh tahun mendatang. Namun kalau belajar dari pengalaman, biasanya nantinya utang tersebut akan diperpanjang lagi, entah sampai kapan. Jika utang tersebut kita ibaratkan sebagai bom waktu, maka bom tersebut tidak pernah dijinakkan, melainkan hanya ditunda waktu meledaknya. (Kartika/liputan6/teguhidx)

Last modified: 12/08/2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *