Tukang Kebun Lewat Di Depan Presiden Saja Kok Heboh

Written by | Nasional

I Made Subrata, tukang kebun warga Kuta Selatan, Bali, Selasa (25/10) masih menjalani proses pemeriksaan kepolisian di Polsek Bulau, Kuta Selatan, Nusa Dua Bali.

Kakek lugu ini harus berurusan dengan pihak keamanan, gara-gara nyelonong di depan podium SBY  saat menyaksikan ASEAN Fair di Bali Tourism Development Center (BTDC) Nusa Dua Bali.

Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Ketut Untung Yoga Ana, saat dikonfirmasi belum bisa menjelaskan masalah insiden tersebut. Pihaknya belum dapat informasi dari petugas di lapangan apakah pelaku diamankan atau sudah dibebaskan. Sebelumnya, kakek berusia 60 tahun ini mengaku, memang biasa melewati panggung depan Presiden SBY itu. 

Saat melewati depan panggung itu, dia membawa karung berisi kelapa, kayu dan rumput. Dia tidak tahu, jika saat itu ada acara presiden. “Saya memang biasa lewat jalur itu kalau pulang dari kebun,” ujarnya.

Ah, lagi-lagi ini semua soal citra. Apakah citra presiden SBY menjadi negatif hanya lantaran di depan delegasi negara-negara ASEAN, seorang tukang kebun yang tidak dimasukkan dalam seremonial acara kenegaraan tiba-tiba nyelenong masuk? Atau apakah citra aparat keamanan menjadi bertambah negatif karena persoalan rakyat lugu yang tanpa sengaja nyelonong ini? Rakyat Indonesia tahu betul dan bisa menilai, justru sikap radikal dalam menghadapi persoalan sepele malah ini memperburuk citra birokrat kita.

Segenap aparat dan jajaran birokrat masih memiliki sikap mental feodal dan paranoid. Tahukah Anda, dibandingkan NKRI, negara Sudan yang lama dijajah Prancis tidak ada tanda-tanda sedikit pun memilki sikap mental feodal. Terbukti,  Presiden Sudan Omar Bashir pernah ditegur oleh seorang kakek tua dengan teguran yang keras saat nyelenong maju ke shaf depan sholat Jum’at padahal sang presiden datang terlambat.

“Ada hak apa Anda maju ke shaf depan padahal Anda terlambat?!? Tidak peduli Anda seorang presiden, Anda harus rela berada di shaf belakang!,” tegur sang kakek. Omar Bashir hanya tersenyum dan tidak terjadi apa-apa pada kakek tua tersebut. Pihak kepolisian Sudan bahkan tidak menegur kakek tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Rupanya kita harus banyak belajar dari negara Afrika yang tidak mudah heboh pada hal-hal sepele.(detik/okezone/Kartika Pemilia)

 

 

 

 

 

 

Last modified: 25/10/2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *