Posisi MIUMI harus Menjadi Perekat Ukhuwah Ahlus Sunnah

Written by | Berita

AAmunas miumiInpasonline.com-Posisi Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) harus mampu menjaga posisi sebagai perekat umat, khususnya Ahlus Sunnah secara elegan.

Hal itu disampaikan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Ketua Umum MIUMI Pusat. Hamid  menambahkan, bahwa MIUMI harus menjaga posisi sebagai perekat umat secara elegan.

“Gerakan kita adalah gerakan moral dan intelektual. MIUMI diperlukan umat sebagai forum mempersatukan kelompok. Kita lupakan perbedaan-perbedaan furu,” demikian ujar Hamid  Rabu (11/06/2014), saat acara  Munas (Muktamar Nasional) pertama di AQL Center Tebet Jakarta Selatan.

Sementara itu, kehadiran MIUMI juga diharapkan bisa melahirkan institusi pendidikan yang berkualitas.

“Proyek utama MIUMI adalah berniat mendirikan institusi pendidikan tinggi yang berkualitas, mengadakan pelatihan, workshop tentang aliran sesat, dan liberalisme, membentuk kajian-kajian ilmiah strategis, konsolidasi opini, penguatan umat dan mengembangkan jaringan internasional,” demikian dijelaskan Bahtiar Nasir, Sekjen MIUMI Pusat.

Selain itu, jelas Bahtiar, MIUMI memiliki empat agenda besar yaitu; menyiapkan kepemimpinan bermartabat, kaderisasi ulama, memjadi solusi untuk permasalahan umat dan penguatan internal Ahlus Sunnah.

“MIUMI adalah forum yang merangkul seluruh elemen umat Ahlus Sunnah,” tegasnya.

Pemimpin Bermartabat

Selain menjadi perekat, kehadiran MIUMI juga diharapkan menjadi menjadi solusi dari berbagai persoalan umat.

“Maka MIUMI melakukan dua hal, pertama mengkaji khazanah peradaban Islam dengan percaya diri. Dan kedua, kita menghadirkan Islam sebagai jawaban atas permasalahan umat dan bangsa,” ujar Hamid saat pidato pembukaan Munas.

Menurut Hamid, MIUMI senantiasa harus melakukan lobi, pendekatan sturktural kepada pemimpin, kepala-kepala daerah untuk menawarkan solusi.

Menurut Hamid, mulai saat ini, MIUMI akan mendorong lahirnya pemimpin bangsa yang bermartabat sesuai kehendak umat Islam.

“Di sinilah kita sebagai agen perubahan,” tambah putra pendiri Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo tersebut.

Tentang isu pemimpin nasional, Hamid tegas mengatakan, MIUMI tidak akan menyerukan memilih salah satu capres.

“Kita tidak membuat seruan umum untuk memilih calon tertentu. Karena MIUMI adalah gerakan ilmu dan akhlak,” tegasnya.

Meski demikian, MIUMI juga punya catatan kriteria kepemimpinan yang baik. Ini sebagai persiapan untuk menggodok kepemimpinan secara umum pada masa-masa yang akan datang untuk Indonesia yang lebih beradab.*

Kholili Hasib

Last modified: 13/06/2014

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *