Pesan Awal Tahun Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi

Written by | Nasional

Assalaamu’alaykum wr.wb.

Saudara-saudara, bertepatan dengan datangnya tahun baru Hjriyah dan ulang tahun INISISTS, saya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada kawan-kawan semua bahwa usaha yang telah kita rintis dalam upaya
mengembangkan peradaban Islam telah menuai hasil.

Peradaban Islam adalah peradaban yang lahir dari Al-Qur’an dan dikembangkan oleh tradisi keilmuan Islam yang kokoh dan kuat. Ilmu pengetahuan Islam menjadi berkembang ketika keluar dari jazirah Arab. Kekuatan ilmu pengetahuan ternyata mengalahkan peradaban yang tidak berdasar wahyu. Oleh sebab itu, untuk membangun peradaban Islam di masa datang, dengan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui tradisi intelektual Islam dimana ulama pewaris para Nabi wajib melakukan itu semua. Peradaban Islam adalah peradaban ilmu pengetahuan, tetapi ilmu pengetahuan yang dikembangkan bukan hanya sekadar yang kognitif atau rasional, tapi ilmu pengetahuan yang memiliki aspek iman dan amal.

Mengembangkan ilmu pengetahuan di dalam Islam tidak semata-mata mengembangkan rasio dan empiris; ada aspek-aspek spiritual dan supranatural sehingga apa yang ada dalam ayat-ayat kauniyah dan
kauliyah bisa menyatu dalam sebuah produk yang disebut peradaban Islam; peradaban ilmu pengetahuan yang kokoh dan berbasis iman dan berkembang dalam bentuk aktivitas-aktivitas yang tulus oleh orang-orang yang berilmu dan beramal secara ikhlas.

Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dengan petunjuk yang harus dilalui. Orang-orang yang bisa mendapat petunjuk adalah orang-orang yang muhsinin. Al-Islam fi maqomil Ihsan. Beramal tidak mengharapkan apapun, misal, tidak harapkan jabatan dan materi.

Marilah kita ikuti orang-orang yang tidak meminta bayaran atau efek akan apa yang dilakukannya. Kita berharap perjuangan kita membangun peradaban Islam ini perjuangan tanpa pamrih. Kita yakin dengan mendapat petunjuk itu kehidupan di dunia dan akhirat akan berkah. Jika kita hanya menginginkan dunia, Allah akan memberi, tapi hanya diberi dunia saja, bukan akhirat. Apa yang kita peroleh selama di dunia ini tidak akan mendapat berkah jika hanya dunia saja tujuannya.

Marilah berjuang membangun peradaban Islam dengan niat yang ikhlas. Banyak suka dan duka, misal, kita alami problem internal yang tidak kunjung habis, seperti masalah-masalah khilafiyah dan furu’iyyah, dan ini menjadi PR kita. Ikhtilaf yang kita lakukan ternyata tidak produktif. Ikhtilaf yang seharusnya adalah perbedaan yang menuju pada persamaan. Di sejarah Islam, terjadi ikhtilaf tapi tidak pernah menyentuh hal-hal yang prisipil. Misal, tidak pernah sedikit pun hasilkan kesimpulan bahwa Tuhan itu lebih dari satu. Tidak pernah sekalipun mempersoalkan apakah Al-Qur’an itu wahyu Tuhan atau bukan. Tidak pernah memperdebatkan apakah hadits-hadits itu dari Rasulullah SAW atau bukan.

Tantangan yang kita hadapi dari sisi ilmu pengetahuan bukan sekadar merespon ilmu pengetahuan yang datang dari luar, tapi tantangan dimana ilmu pengetahuan Islam dengan asas-asasnya sekalipun dihujat dan didekonstruksi oleh pemikiran yang datang dari asing. Tugas kita, mengembangkan ilmu pengetahuan Islam sehingga menjadi ilmu pengetahuan yang solid dan mampu merespon tantangan-tantangan dari luar.

Kita selalu mengafirmasi apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan kita selalu hadapi ide-ide serta konsep-konsep yang perlu kita kritik. Dengan demikian, dinamika pemikiran Islam selalu berhadapan dengan persoalan internal. Persoalan kita, di satu sisi, menjaga Islam tetap relevan dengan zamannya dan –di sisi lain- menjawab tantangan-tantangan dari luar.

Tantangan dari luar yang kita hadapi adalah ide-ide yang membingungkan yang membuat umat Islam confuse terhadap kajian-kajian para ulama. Tantangan dari dalam adalah kebodohan yang menghasilkan perselisihan
dan kemandegan ilmu pengetahuan. Kewajiban kita menguasai ilmu-ilmu Islam dan ilmu mengenai peradaban asing. Dengan pengetahuan Islam itu kita mampu merespon tantangan-tantangan yang datang dari luar. Kita
berharap di masa datang para intelektual Muslim tidak hanya menguasai ilmu-ilmu Islam, tapi juga mampu melakukan Islamisasi terhadap konsep-konsep dari luar Islam.

Islam adalah agama fitrah dan untuk mengembalikan sesuatu sesuai ajaran Islam adalah mengembalikan sesuai dengan Kitab-Nya. Mengembalikan segala sesuatu pada fitrahnya sesuai dengan apa yang Allah ciptakan. Alam diciptakan dengan fitrah Allah, manusia juga dicptakan dengan fitrah Allah, Al-Qur’an juga adalah fitrah. Kombinasi dari tiga hal inilah yang akan menghasilkan ‘ilmun nafi’un bagi peradaban Islam dan Muslimin.

Demikian, semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaykum wr.wb.

(ika)

Last modified: 21/12/2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *