Baznas Akan Selenggarakan Konferensi Zakat Internasional

Written by | Nasional

“Dunia perzakatan bukan hanya berkembang di negara kita, tapi di negara lain juga dengan diperkirakan potensi zakat di seluruh dunia sekitar 600 miliar dolar AS,” kata Sekretaris Jendral Forum Zakat Dunia Didin Hafidhuddin kepada pers di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, optimalisasi zakat bisa membantu mengurangi kemiskinan di dunia. Berbagai penelitian menunjukan bahwa zakat mampu mengurangi tingkat kemisikinan di berbagai negara sehingga angka kemiskinan bisa turun sampai pada angka 17 persen.

“Di sini kita ingin menghadirkan kesepakatan bahwa zakat merupakan salah satu cara untuk memberantas kemiskinan,” kata Didin yang juga ketua umum Baznas.

Selain itu zakat juga dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan di setiap negara terutama sebagai instrumen jaminan sosial dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin, serta mampu memperkuat kemendirian ekonomi melalui pemanfaatan zakat sebagai instrumen perintisan dan pengembangan usaha mikro.

Tujuan diselenggarakan Konferensi Zakat Internasional adalah mengoptimalkan peran ekonomi zakat dalam mengurangi ketimpangan pendapatan dan kemiskinan, juga memfasilitasi forum dialog dan diskusi antar pembuat kebijakan, praktisi, akademisi, peneliti, mahasiswa dan pemangku kebijakan lainnya untuk mengatasi berbagai masalah zakat.

“Ini adalah konferensi pertama yang secara ilmiah memiliki bobot yang tinggi dalam perkembangan zakat di dunia,” kata Deputi Sekretaris Jendral Forum Zakat Dunia, Ahmad Juwaini.

Dikatakan, dalam konferensi internasional yang bertema “Pembangunan Zakat Berkelanjutan dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Umat”, akan dihadiri oleh lebih dari 30 pemakalah dalam dan luar negeri, baik dari kalangan pakar maupun praktisi zakat internasional.

Di samping itu, persoalan bantuan pembinaan terhadap para mualaf akan menjadi salah satu fokus pembahasan dalam penyelenggaraan Konferensi Internasional Zakat yang digagas World Zakat Forum tersebut. Hal itu diungkapkan, Sekjen WZF dan Ketua Badan Amil, dan Zakat Nasional (Baznas), Didin Hafidudin kepada media di Jakarta, Selasa (12/7). “Tentu saja akan dibahas,” kata dia.

Menurut Didin, mualaf merupakan satu pihak yang disebut dalam Alquran berhak menerima bantuan dari alokasi zakat yang dikeluarkan. Apalagi tidak sedikit dari mualaf yang mengalami perlakuan kurang baik seperti dicampakkan atau diusir dari kehidupan lamanya. “Tentu kita harus membantu mereka dengan mekanisme bantuan terukur dan berorientasi produktif,” kata dia.

Untuk itu, materi pembahasan mualaf pada WZF akan menitik beratkan pada kordinasi dalam program pembinaan mualaf berikut dengan alokasi bantuan yang diperlukan. “Selama ini, program pembinaan mualaf di seluruh dunia berjalan dengan baik, intinya mereka yang baru memeluk Islam mendapatkan dukungan penuh dari umat Islam,” kata Didin.

Jadi, kata Didin, pelaksanaan konferensi merupakan wadah bagi Badan Amil dan Zakat di seluruh dunia untuk bertukar pikiran, berbagai pengalaman sekaligus mencari solusi persoalan apa yang mengganjal dalam proses pemberian bantuan pembinaan kepada para mualaf di seluruh dunia, termasuk Indonesia. (mm/antara/republika)

 

Last modified: 12/07/2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *