Koreksi Pesantren Sidogiri untuk Agus Mustofa (1)

Written by | Nasional

Memang, nama Agus Mustofa belum begitu tenar untuk tingkat nasional. Hal itu dibuktikan oleh penulis ketika menawarkan buku koreksiannya ini di Kota Jogja, terlihat masih banyak orang yang menanyakan siapa Agus Mustofa? Tapi bagi publik Jawa Timur apalagi di Surabaya, nama Agus Mustofa sudah cukup populer sebagai penulis buku-buku yang mengusung tema besar Serial Buku Diskusi Tasawuf Modern. Buku-bukunya yang sangat provokatif banyak diminati dan ditunggu oleh para pembacanya. Tidak sedikit pula yang mengamini pemikirannya. Padahal, buku-bukunya banyak mengandung pemikiran yang berbeda dengan ajaran Islam, seperti buku Ternyata Akhirat tidak Kekal dan Tidak Ada Azab Kubur. Hal inilah yang menggelitik para santri Sidogiri untuk menelaah dan mengkritik pemikiran Agus Mustofa ini.

Seperti biasanya, buku-buku yang  dihasilkan oleh penulis-penulis Sidogiri selalu kaya dengan referensi yang sangat memadai. Termasuk buku ini yang diberi judul Menelaah Pemikiran Agus Mustofa: Koreksi Terhadap Serial Buku Tasawuf Modern, juga dipenuhi dengan referensi yang sangat kuat. Tiap halaman hampir selalu dihiasi dengan footnote yang menguatkan argumen-argumen yang dibangunnya, baik dari kitab-kitab klasik maupun buku modern. Semua argumen Agus Mustofa yang kontroversial dibantah dengan dalil-dalil yang sangat kuat dan rujukan yang otoritatif.

Kandungan buku ini dibagi dalam dua kelompok bab, bab pertama membahas penyimpangan metodologi yang dilakukan Agus Mustofa dalam hampir setiap buku-buku yang ditulisnya. Dalam bab ini dipaparkan secara gamblang bagaimana sebenarnya metode Agus Mustofa menulis buku-bukunya. Hal ini didasarkan pada pengakuan Agus Mustofa sendiri yang dengan lugas menyatakan bahwa buku-buku serial diskusi tasawufnya ditulis dengan metode puzzle. (Memahami Al-Qur’an dengan Metode Puzzle, hal. 242). Caranya, ia mengumpulkan sebanyak mungkin ayat-ayat yang dianggap masuk dalam satu tema tertentu, kemudian dirangkai dan diolah kembali menjadi sebuah bangunan pemahaman yang utuh. Jadi benar-benar mirip seperti anak-anak bermain puzzle.

Sebenarnya, secara realitas metode seperti itu sudah banyak yang memakainya dari kalangan umat Islam, mungkin yang aneh hanya namanya saja. Dan metode seperti itu tidaklah menjadi masalah jika dilakukan dengan profesional dan memahami kandungan ayat-ayatnya dengan benar. Masalahnya, apakah Agus Mustofa termasuk kalangan profesional? Inilah yang ternyata menjadi titik kesalahan terbesarnya, yaitu tidak mampu memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar. Oleh karena itu, tidak heran jika akhirnya ia melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang kontroversial di kalangan umat Islam.

Oleh karena itu, santri Sidogiri ini memberikan beberapa catatan kritis pada metode tafsir khas Agus Mustofa ini. Meskipun Agus Mustofa mengaku metodenya sebagai tafsirul Qur’an bil-Qur’an (menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an), yang mempunyai grade tertinggi diantara metode tafsir yang lain, ternyata tidaklah sama dengan yang dimaksud oleh para ulama. Kajian para ulama terhadap tafsirul Qur’an bil-Qur’an didasarkan pada metodologi yang baku. Sebab kadang suatu ayat yang menunjukkan keumuman arti (‘am)dibatasi oleh ayat yang lain (takhshishul-‘am), atau suatu ayat yang global (mujmal) diperinci oleh ayat yang lain (tafshil). Juga mesti melihat indikasi-indikasi dan petunjuk-petunjuk yang dimunculkan ayat, keterkaitan suatu ayat dengan ayat yang mendahuluinya dan menyudahinya. Semua ini tentu memerlukan metodologi yang baku. Salah satu contoh yang baik tafsir model ini adalah kitab Adhwa’ul Bayan fi Tafsiril Qur’ani bil Qur’an karya Syaikh Muhammad Al-Amin asy-Syanqithi.  

Di samping itu, Agus Mustofa juga terkesan menutup-nutupi atau memalingkan arti ayat-ayat yang tidak sesuai dengan persepsi yang telah diusungnya. Tidak semua ayat yang dikumpulkan kemudian dijadikan landasan berpikirnya, tetapi hanya ayat-ayat tertentu yang sesuai dengan harapannya. Ini jelas menunjukkan bahwa metode yang dipakainya tidak konsisten alias ngawur. Fakta ini ini hampir bisa ditemui dalam semua buku-bukunya.

Salah satu contoh yang sangat gamblang terdapat dalam bukunya Ternyata Akhirat Tidak Kekal. Sebagaimana diceritakan sendiri, sebelumnya Agus Mustofa sudah berpersepsi bahwa tidak logis jika akhirat itu kekal, sebab yang maha kekal tentu hanya Allah SWT. Untuk membenarkan persepsi ini, ia kemudian mengumpulkan ayat-ayat dengan cara men-search dari Al-Qur’an digitalnya, kemudian dipilah-pilah dan menggiringnya agar sesuai dengan persepsi awalnya. Salah satu ayat yang dijadikan pembenaran dari persepsinya tersebut adalah QS. Hud: 108;

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ عَطَاء غَيْرَ مَجْذُوذٍ 

Artinya: Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. (QS. Hud: 108)   

Menurutnya, berdasarkan ayat ini  jelas bahwa akhirat memang tidak kekal. Padahal jika ayat ini ditafisiri dengan profisonal, maka hasilnya berbeda 180 persen dari persepsi Agus Mustofa ini. Tentu saja diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap kaidah-kaidah Bahasa Arab, Tafsir Al-Qur’an dan pendapat-pendapat ulama ahli tafsir. Jika kita baca pendapat para ulama dalam menafsiri ayat ini di beberapa kitab tafsir, maka tidak ada satupun dari mereka yang berkesimpulan seperti Agus Mustofa ini. Jadi, dari dari mana ia mendapat sumber penafsiran ini? tentu tidak lain berdasarkan pada akalnya sendiri. Model penafsiran inilah yang dikecam oleh para ulama. Naudzubillah. (mm-sdgr)         

Last modified: 30/12/2010

23 Responses to :
Koreksi Pesantren Sidogiri untuk Agus Mustofa (1)

  1. avan says:

    Ass.wr.wb
    Terus menurut pengasuh memahami alquran bagaimana yang benar, Padhal Agus mustopa memberikan pilhan pemahaman.
    Uraian diatas tidak memberikan solusi yg lbh baik cuman mengritisi metodenya Agus mustopa

  2. prieks_utama says:

    Saya kira tak ada yang salah dengan penafsirannya pak Agus Mustofa,saya merasa malah lebih dekat dengan Allah setelah membaca buku ini, karena saya mengerti dan jelas akan kebesaran-Nya .. karena dibuat sesederhana mungkin dan pemahaman yg mudah, ga perlu ribet2 pake ulama ini lah, ato ulama itu lah, ditambah istilah2 Arab yg membingungkan, yg terus terang saya sendiri tidak paham akan bahasa Arab.
    Yang namnya tafsir juga khn boleh berbeda pendapat, ga perlu menjustifikasi mana yang benar,klo pada intinya ternyata membuat semakin dekat kepada kebesaran-Nya, sepertinya tidak ada masalah

  3. agus says:

    kemudian tafsir Surat Hud: 108 menurut anda yang berbeda 180 persen dari penafsiran agus mustofa (?maksud anda pasti 180 derajat) )itu apa??…semoga anda diberi hidayah oleh Allah SWT, seharusnya sebagai orang yang berpendidikan selain bisa mengkritisi namun juga bisa memberi solusi dan pendapat…kalau seperti tulisan diatas kesan yang saya tangkap adalah : anda hanya sekedar memojokkan agus mustofa.

  4. er pran says:

    salah satu sifat Allah adalah ilmu,maka mendekatkan diri pd Allah menurut metode keilmiahan adalah salah satu yg mungkin untuk dilakukan…selama kaidah keilmiahan dijunjung tinggi dan lepas dari subyektifitas..untuk beberapa kalangan,pemahaman tentang sebuah keilmiahan sebatas dari yg ia tahu.. maka ketidak tahuannya itu yg membatasi pemahamannya pada cara penafsiran seorang agus mustofa.. jika Allah mengkaruniakan kita otak sebagai penalar keilmiahan..knapa tidak kita manfaatkan untk mencari Allah?

  5. Phiyut says:

    kadang-kadang memang sulit untuk memberikan penilaian terhadap tulisan menganai tasawuf, karna kita tau ini ilmu yang paling tinggi. sementara yang dinilai jauh lebih pahan dari yang menilai.saya sendiri suka dengan buku-buku agus mustofa karena mengajak kita berfikir dengan logika, membaca tulisan siapa pun kita hanya bisa dapat pemahaman dan kesimpulan akan terpulang pada diri kita sendiri. dan bagaimana sangkaan kita terhadap sang pencipta.

    1. adri.s says:

      setuju sekali Pak membaca menghasilkan pemahaman dan berbuah sangkaan terhadap Sang pencipta
      bukan menghasilkan kebenaran karena kebenaran yg Haq hanya milik yg maha benar yaitu Tuhan Sang Pencipta itu sendiri. karena ilmu tasawuf melahirkan kemakrifatan kepada Tuhan bukan tentang benar dan salah

    2. doni says:

      yap

  6. Agus Santosa says:

    Setelah membaca buku-2 tulisan Agus Mustofa, menarik juga untuk membaca tulisan (seri I akan berlanjut…?) Koreksi pesantren Sidogiri untuk Agus Mustofa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang Benar dan manusia memang diciptakan untuk berbeda karena Allah tidak menciptakan manusia yang seragam tetapi menciptakan manusia dengan perbedaan-2 dan menganugerahkan kelebihan serta kekurangan kepada masing-2 individu. Kita syukuri saja perbedaan yang ada karena itu juga karuniaNya yang indah. Semoga tidak ada yang mengklaim yang paling benar.
    Salam,

  7. H. Mulya Assyifa says:

    Yang menilai baik dan benar itu hanyalah Hak Allah Swt…karena surga dan neraka itu milik Allah…manusia hanya berusaha menjadi yg baik dan benar…karena berbeda penafsiran…dan kita harus hormati perbedaan itu….

  8. adri.s says:

    Pak agus mustofa pemikir dan penulis tentang agama yg bisa difahami secara ilmiah
    saya secara pribadi paling suka dengari kajian di youtube luas perpaduan agama dan realitas sinkron
    mudahan beliau msh terus adakan kajiannya di youtube supaya banyak semakin faham agama dan Tuhan

  9. Dzikri says:

    Anda mengkritisi pemikiran PK Agus,dan anda hrs tahu bhw sy pun mengkritisi pemikiran anda, sampai saat ini pemikiran PK Agus yg lebih logis referensi ny jls,,di banding anda.

    1. Benz. says:

      Zip…!

  10. Agus Cecep says:

    Maaf bukannya saya mendewakan pak Agus Mustofa, pak Agus Mustofa adalah Manusia biasa
    tapi pemikiran dan penelaahannya patut saya teladani
    keterangan tentang ketauhidan, selama ini yang saya ketahui belum ada yang memberikan keterangan yang gamblang..
    tapi Pak Agus menerangakn dengan gamblang Ketauhidan yang dipadukan dengan akal dan bahasa tekologi,,,
    Anda yang mengkeritik Pak Agus… berarti anda belum mempunyai Ikhlas dan idak Bijak.

  11. abdul rachman says:

    pak Agus bahas masalah sholat dong…

  12. fajar abu rizky says:

    membaca artikel di atas kami menjadi semakin merasa tidak berilmu.
    kami tidak akan mengkritisi pak agus dan pemikirannya, tidak pula mendebatnya. karena memang tidak ada gunanya karena ilmu kami juga masih terbatas. yang kami yakini bahwa menafsir Al Quran memang membutuhkan dasar keilmuan yang tidak bisa abal-abal, tidak bisa sembarangan, harus melalui guru bersanad. ingat, mengkritik pak agus bukan berarti memojokkan, kritik adalah membangun. karena berkaitan dengan aqidah, maka ini krusial untuk diluruskan. kebanyakan masyarakat, kami pun sangat tertarik dengan tulisan pak agus, menimbulkan penasaran, dan karena dapat diterima akal manusia. namun akal dan ilmu manusia tersebut sangat terbatas. ustadz Khalid Basalamah menasihati kami bahwa dalil berada di atas akal. akal manusia yang terbatas ini sebaiknya dipakai berlandaskan kalimat sami’na wa atho’na. mudah-mudahan pak agus sekeluarga dan kita semua dalam kedangkalan ilmu ini senantiasa diberikan hidayah oleh Allah sehingga terhindar dari fitnah dunia dan kukuh dalam aqidah yang benar.

  13. Avee says:

    Mau bahas Qur’an syarat pertama tentu fasih berbahasa Arab. Mana mungkin bisa menelaah Qur’an hanya berdasarkan terjemahan plus bahasa Arab yg terbatas? Tafsir Qur’an itu bukan perkara mudah. Ulama besar yg berbahasa Arab saja butuh berjilid2 buku utk menjelaskannya. Kalau hanya mengandalkan logika pikiran sendiri sih semua juga bisa. Bisa salah.

    Belajar itu lebih baik dari orang-orang yg memang punya latar belakang keilmuan terkait, atau punya sumber referensi2 valid & sahih.

  14. Nadinda says:

    Orang orang eksakta yg faham ilmu matematika,fisika, kimia, biologi,,, sangat nyambung dan seru dengan kupasan pak agus mustofa,,, kita seakan akan benar benar dibawa perpetualang merealisasikn ilmu ilmu eksakta tesebut, dan yg paling kerennya, pak agus dapat menjelaskannya berdasarkan dalil dalil Alquran,,,

    Sejak saya membaca buku bukunya,,,iman dan taqwa saya meningkat,,, saya takut meninggalkan shalat, merasa kecil di hadapan Allah, dan takut berbuat dosa,,,subhanallah,,, terima kasih pak agus sudah menyadarkan saya,,,

    Apapun itu kupasan pak agus tujuannya adalah bagus, walaupun berdasarkan pemikiran dan ilmu pengetahuan, tetapi tidak menyimpang dari Alquran,,,,

    Mohon maaf, kupasan pak agus sepertinya tidak akan bisa dicerna oleh basic ilmu non eksakta, karena mereka memang minim ilmu tentang itu sehingga sulit mencerna kupasan pak agus mustofa,,,

    Wassalam

  15. Ribut Raharjo says:

    Bagi saya tulisan pak agus mustofa
    Menarik dan nenambah wawasan tentang kajian islam masalah kesempurnaan itu hak Allah swt.

  16. Harnowo says:

    Perintah Allah agar kita menggunakan akal kita, Agus mustofa telah membantu kita menggunakan akal utk lebih memahami Allah dan semua kebijakannya. Jarang ada penulis yang membuat uraian seperti Agus mustofa , karena pada dasarnya memang tidak punya keahlian seperti itu.
    Apakah bertentangan dengan ayat2 Allah? jelas tidakyg mungkin adalah berbeda pemahaman.
    Salaam

  17. Tjiptohadi Sawarjuwono says:

    semoga ybs tahu kalau dikritisi oleh yang lain

  18. kepet says:

    ngomongo ae kang lek awakmu kalah pengetahuan karo pak agus mustofa,jujur ae ngakuo wkwkwk

  19. kepet says:

    maju terus bpk agus mustofa, jangan hiraukan anjing yg cuma bisa menggonggong tanpa bisa membuktikan gonggonganya

  20. Haryo Saputro says:

    Buat essai, cetak dan terbitkan sebuah buku untuk setiap buku yang telah disusun oleh pak Agus Mustofa, terus sediakan di toko2 buku atau tawarkan via online, itu baru profesional.
    Kami tunggu buku2 essaimu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *